Sayuran kubis sangat berlimpah di Indonesia. Apalagi, sayuran jenisini sama sekali tidak mengenal musim, sehingga begitu mudah didapatkan kapan saja dan diolah menjadi apa saja.
Kubis, bisa disantap mentah sebagai lalapan atau bahan peracik salad sayuran. Diolah menjadi sup, tumis, kaserol, disetup, dibuat sup, asinan, atau diracik menjadi apa saja sesuai selera. Terlebih kubis dikenal sebagai sumber nutrisi yang bagus, kaya akan vitamin C, selain kandungan seratnya yang tinggi.
Di berbagai negara, kubis diolah dengan cara yang berbedda. Di Indonesia, kubis bisa ditumis, dibuat asinan (sayur asin), hingga disantap mentah. Di Korea, misalnya sangat sohor dengan kim chi atau asinan kubis jenis sawi yang disuguhkan sebagai makanan pembuka. Sementara di negara belahan Barat, kubis sering dibuat sebagai campuran salad, dibuat menjadi su, selain dikukus sebagai kaserol sayuran.
Di pasaran kubis dikenal dalam beragam jenis. Kubis hijau dan kubis merah, ubis napa atau dikenal sebagai sawi, bok choy atau kubis China, kubis baby atau brussel sprouts, kubis berdaun keriting atau sawoy kubis dan banyak ragam nama lainnyaKubis yang segar dan berkualitas bisa ditandai dari kepadatan kubis yang solid dan helaian daun yang segar dan renyah, tanpa bekas-bekas gigitan ulat. Sebaliknya, bintik-bintik kecoklatan yang tersebar di daun kubis yang terasa lebih kering, bisa dijadikan penanda jika kubis sudah dalam kondisi tidak segar lagi.
Ada pula yang bisa dijadikan patokan untuk membeli kubis berkualitas adalah dengan berpatokan pada warna di bagian kepala kubis. Semakin gelap warna kubis dibagian kepalanya, bisa juga dijadikan pemandu jika kubis tersebut memiliki citarasa yang lezat.
Sayangnya, perlakuan yang kurang tepat dalam menangani kubis acapkali menjadikan vitamin C dalam kubis terbuang sia-sia. Itu sebabnya, sangat disarankan kubis diperlakukan (dipotong, dicuci) sesaat hendak diolah.
Pun demikian, dengan cara menyimpan kubis jika tidak segera diolah. Sebaiknya kubis disimpan dalam kondisi tidak dicuci dalam kemasan plastik perforasi dan disimpan dalam lemari pendingin. Dengan cara ini kubis akan sanggup bertahan hingga dua pekan ke depan.
Jika kubis sudah terlanjur dipotong dan batal diolah, kemas dalam plastik, lalu simpan dalam lemari pendingin. Dengan cara seperti ini pun, usia kubis potong hanya dperpanjang dua hari saja. Dengan kata lain, olahlah kubis secepat mungkin.
Tepat Ditangani
Langkah utama menangani kubis sebetulnya mudah. Cuci dan potong. Meski demikian, memotong kubis, utamanya dengan pisau stainless steel yang mengandung karbon meninggalkan noda hitam pada tepi daun atau potongan kubis. Tidak hanya itu. Memotong kubis dan kemudian tidak langsung mengolahnya menjadikan kandungan vitamin C dalam kubis terbuang percua
Itu sebabnya, olah kubis yang sudah dipotong secepatnya.gunakan air dingin mengalir untuk mencuci kubis. Bila perlu rendam potongan kubis dalam air dingin yang sudah diberi sejumput garam untuk memisahkan ulat jika ada yang tertinggal di lembaran daun kubis, selama 20 menit. Kemudian tiriskan kubis dan olah sesuai selera.
Namun, jangan mengonsumsi kubis secara berlebihan setidaknya bagi yang memiliki gangguan wasir, karena kubis paling jago menimbulkan gas buangan perut!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar